NAMA : YOGA PRADIPTA PUTRA
KELAS :3EB06
NPM :28210644
PENGARUH PENGALAMAN TERHADAP PENINGKATAN KEAHLIAN AUDITOR DALAM BIDANG AUDITING
BAB I : PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan
dunia usaha semakin lama semakin cepat dan sangat bervariasi.
Persaingan antara perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam
menghadapi itu semua para pengelola perusahaan salah satunya membutuhkan
informasi akuntansi. Sejak itulah profesi akuntan mulai dipertimbangkan
keadaannya. Jasa akuntan sangat diperlukan khususnya jasa akuntan
publik mengenai tingkat kelayakan dan keandalan informasi atau laporan
keuanganyang dibuat oleh akuntan internal atau akuntan yang ada
diperusahaan maka terdapat proses pemeriksaan terlebih dahulu yang
dilakukan oleh auditor.
Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
Standar auditing Profesional Akuntan Publik (SPAP), akuntan dituntut
untuk dapat menjalankan setiap standar yang ditetapkan oleh SPAP
tersebut. Standar-standar tersebut meliputi standar auditing, standar
atestasi, standar jasa akuntan dan review, standar jasa konsultasi, dan
standar pengendalian mutu. Dalam salah satu SPAP diatas terdapat standar
umum yang mengatur tentang keahlian auditor yang independen. Dengan
demikian kompartemen akuntan maupun organisasi profesi harus berusaha
meningkatkan pemahaman auditor terhadap keahlian audit sehingga pada
akhirnya akan berguna dalam membantu merancang bantuan keputusan,
mengembangkan program pelatihan, menetapkan pedoman tariff jasa audit,
dan menetapkan prosedur untuk evaluasi. Dalam standar SA seksi tentang
pelatihan dan keahlian Auditor Independen yang terdiri atas paragraph
03-05, menyebutkan secara jelas tentang pelatihan dan keahlian auditor
independen. Dalam standar umum SA seksi 210 tentang pelatihan dan
keahlian Auditor Independen yang terdiri atas paragraph 03-05,
menyebutkan secara jelas tentang keahlian auditor disebutkan dalam
paragraf pertama sebagai berikut “Audit harus dilakukan oleh seseorang
atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan yang cukup sebagai
auditor” (SPAP, 2001). Standar Umum pertama tersebut menegaskan bahwa
syarat yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan untuk melaksanakan audit
adalah harus memiliki pendidikan serta pengalaman yang memadai dalam
bidang auditing.
Pengalaman seorang auditor sangat berperan penting
dalam meningkatkan keahlian sebagai perluasan dari pendidikan formal
yang telah diperoleh auditor. Sebagaimana yang telah diatur dalam
paragraf ketiga SA seksi 210 tentang pelatihan dan keahlian independen
disebutkan: “Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyatan
pendapatan, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang yang ahli
dalam bidang akuntan dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut
dimulai dengan pendidikan formalnya yang diperluas melalui
pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit…. (SPAP, 2001)”.
Terkait
dengan topik yang banyak dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya,
Penelitian Diani Mardisar dan Ria Nelly Sari (2007), memberikan
kesimpulan bahwa beberapa aspek yang dapat meningkatkan kualitas hasil
kerja auditor adalah pengetahuan dan akuntabilitas serta interaksi
keduanya. Hal ini memiliki indikasi bahwa untuk menghasilkan pekerjaan
yang berkualitas seorang auditor harus memiliki akuntabilitas dan
pengetahuan yang tinggi namun akuntabilitas dan pengetahuan bukanlah
semata-mata faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hasil kerja. Namun
kali penelitian kali ini memiliki beberapa perbedaan pada variable yang
diukurnya pada peneliti sebelumnya. Variabelnya adalah pengalaman yang
diukur berdasarkan dengan lamanya auditor bekerja, banyaknya tugas
pemeriksaaan, banyaknya jenis perusahaan yang diaudit.
2. RUMUSAN MASALAH
“Apakah
secara parsial dan bersama-sama pengalaman yang diperoleh auditor dari
lamanya bekerja, banyaknya tugas pemerikasaan, banyaknya jenis
perusahaan yang diaudit mempunyai pengaruhpositif terhadap peningkatan
keahlian auditor dalam bidang auditing?”.
3. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah secara parsial dan bersama-sama
pengalaman yang diperoleh auditor dari lamanya bekerja, dari tugas-tugas
pemeriksaan, dan dari banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit
mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan keahlian auditor dalam
bidang auditing.
Dan kegunaan dari penelitian ini adalah
o Untuk
mengetahui apakah pengalaman yang diperoleh auditor dari lamanya
bekerja/menjadi seorang auditor, dari tugas-tugas pemeriksaan yang telah
dilakukannya dan dari banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit
mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan keahlian auditor dalam
bidang auditing.
o Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan kajian dibidang pengauditan.
o Penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan dan wawasan terutama penerapan teori yang diperoleh selama studi.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
1. KERANGKA TEORI
Pengertian Auditing
Sebelum
mempelajari auditing dan profesi akuntan publik dengan mendalam,
sebaiknya kita perlu mengetahui definisi auditing terlebih dahulu.
Definisi auditing pada umumnya yang banyak digunakan adalah definisi
audit yang berasal dari ASOBAC (A Statement basic of auditing concepts)
dalam karangan Abdul Halim, (2001,hal 1) yang mendefinisikan auditing
sebagai :
“Suatu proses sitematika untuk menghimpun dan mengevaluasi
bukti-bukit audit secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang
berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat
kesesuaian dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan
hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”
Tipe-tipe Auditor
Tipe-tipe auditor yang umumnya diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Auditor intern
Auditor intern merupakan auditor yang bekerja di dalam perusahaan (perusahaan negara atau perusahaan swasta).
2. Auditor pemerintah
Auditor
pemerintahan merupakan auditor professional yang bekerja di instansi
pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban
keuangan yang disajikan oleh entitas pemerintah atau pertanggungjawaban
keuangan yang ditujukan untuk pemerintah.
3. Auditor independen
Auditor
independen adalah auditor professional yang menyediakan jasanya
kepadanya masyarakat umum untuk memenuhi kebutuhan para pemakaian
informasi keuangan, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan
yang dibuat oleh kliennya Auditor independen dalam prakteknya harus
memenuhi persyaratan pendidikan dan pengalaman kerja tertentu.
Pengertian Pengalaman
Pengalaman
merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan
potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal
atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada
suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Suatu pembelajaran juga
mencakup perubahaan yang relatif tepat dari perilaku yang diakibatkan
pengalaman, pemahaman dan praktek. (Knoers & Haditono, 1999).
Pengertian Keahlian auditor
Definisi
keahlian sampai saat ini masih belum terdapat definisi operasional yang
tepat. Menurut Webster’s ninth New Collegiate Dictionary (1983) dalam
Murtanto & gudono (1999) mendefinisikan keahlian (expertise) adalah
ketrampilan dari seorang yang ahli. Ahli (experts) didefinisikan sebagai
seseorang yang memiliki tingkat ketrampilan tertentu atau pengetahuan
yang tinggi dalam subjek tertentu yang diperoleh dari pengalaman atau
pelatihan.
Standar Auditing Tentang Keahlian Auditor
Kompetensi
mengenai keahlian auditor, telah diatur dalam Standar Umum yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yaitu Standar Umum
Seksi 210 yang mengatur tentang Pelatihan dan Keahlian Auditor
Independen. Seksi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:
• Standar Umum Pertama , paragraph 01-02
• Pelatihan dan Keahlian Auditor Independen, paragraph 03-05
• Tanggal Berlaku Efektif, paragraph 06
Pentingnya Pengalaman dalam Meningkatkan Keahlian Auditor
Pengalaman
mempunyai hubungan yang erat dengan keahlian auditor,pencapaian
keahlian seorang auditor selain berasal dari pendidikan formalnya juga
diperluas lagi dengan pengalaman-pengalaman dalam praktik audit.
Buku-buku psikologi tentang keahlian menarik dua kesimpulan umum, Asthon
(1991) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa (1) pemilikan pengetahuan
khusus adalah penentu keahlian, (2) pengetahuan seseorang ahli
diperoleh melalui pengalaman kerja selama bertahun tahun.
Telaah Penelitian Terdahulu dan Hipotesis
Beberapa
studi yang terdapat dalam literatur memberikan suatu gambaran manfaat
keahlian. Suatu pandangan kognitif menerangkan keahlian dalam kasanah
pengetahuan. Pengetahuan dalam hal ini diperoleh melalui pengalaman
langsung (pertimbangan yang dibuat dimasa lalu dan umpan balik terhadap
kinerja) dan pengalaman tidak langsung (pendidikan). Pendekatan kognitif
pada keahlian dibidang auditing dipusatkan pada pengetahuan para ahli
dan peranannya dalam pertimbangan professional. Hasil dari studi
pandangan kognitif menunjukkan bahwa keahlian merupakan domain specific
concept (Slatter dan Bonner dalam Murtanto, 1999).
Pengalaman yang diperoleh dari lamanya bekerja
Penelitian
Richard m.Tubbs (1992) yang melakukan penelitian terhadap dampak
pengalaman organisasi dan tingkat pengetahuan. Penelitian tersebut
menggunakan 72 orang auditor dan 23 orang mahasiswa yang telah menempuh
mata kuliah auditing. Hasil penelitian ini menunjukkan subjek yang
mempunyai pengalaman audit lebih banyak akan menemukan kesalahan lebih
banyak dan item-item kesalahan yang dilakukan lebih kecil dibandingkan
auditor yang mempunyai pengalamannya lebih sedikit.
Pengalaman yang diperoleh dari banyak tugas pemeriksaan yang dilakukan
Abdol
dan Wright (dalam Ken T.Trotman & Arnold Wright, 1996) memberikan
bukti empiris bahwa dampak auditor akan signifikan ketika kompleksitas
tugas dipertimbangkan. Mereka melakukan penelitian terhadap auditor
berpengalaman (yang telah mencapai tingkatan staff, yang membutuhkan
keahlian normatif) dan auditor yang kurang berpengalaman (lebih rendah
dari tingkatan staff atau mahasiswa auditing) ketika mereka dihadapkan
pada tugas yang terstruktur, semistruktur dan tidak terstruktur.
Penelitian ini meberikan bukti empiris bahwa pengalaman akan berpengaruh
signifikan ketika tugas yang dilakukan semakin kompleks. Seorang yang
memiliki pengetahuan tentang kompleksitas tugas akan lebih ahli dalam
melaksanakan tugas-tugas pemeriksaan, sehingga memperkecil tingkat
kesalahan, kekeliruan, ketidakberesan, dan pelanggaran dalam
melaksanakan tugas.
Pengalaman yang diperoleh dari jenis perusahaan
Choo
& Trotman, 1991 (dalam Anandayu, 2005) yang menyatakan bahwa
auditor berpengalaman akan mengingat lebih banyak jenis item daripada
item yang sejenis sedangkan auditor yang tidak berpengalaman lebih
banyak item sejenis.
Pengalaman dari banyaknya jenis perusahaan yang
telah diaudit akan memberikan suatu pengalaman yang lebih bervariasi dan
bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian auditor.
2. HIPOTESIS
Hipotesis
1 : Pengalaman yang diperoleh dari lamanya bekerja menjadi auditor
mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan keahlian auditor
dalam bidang auditing.
Hipotesis 2 : Pengalaman yang diperoleh
auditor dari banyaknya tugas pemeriksaan yang telah dilakukan mempunyai
pengaruh yang positif terhadap peningkatan keahlian auditor dalam bidang
auditing.
Hipotesis 3 : Pengalaman yang diperoleh auditor dari
banyaknya jenis perusahaan yang diaudit berpengaruh positif terhadap
peningkatan keahlian auditor dalam bidang auditing.
Hipotesis 4 :
Pengalaman yang diperoleh auditor dari lamanya bekerja, banyaknya tugas
pemeriksaan yang telah dilakukan, banyaknya jenis perusahaan yang telah
diaudit secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap peningkatan
keahlian dalam bidang auditing.
BAB III : METODE PENELITIAN
1. PEUBAH DAN PENGUKURAN
Variabel
penelitian dalam penulisan ini terdiri dari 3 variabel independent (X)
dan 1 variabel dependent (Y). Dimana variabel independent (X) terdiri
dari pengalaman yang diperoleh dari lamanya bekerja dalam satuan bulan
(X1), pengalaman yang diperoleh auditor dari banyaknya tugas-tugas
pemeriksaan (X2) yang diukur dengan jumlah tugas pemeriksaan yang
dilakukan responden, dan pengalaman yang diperoleh dari banyaknya jenis
perusahaan yang telah audit responden (X3) yang diukur dengan jumlah
jenis perusahaan yang telah diaudit. Sedangkan variabel dependen (Y)
adalah keahlian auditor independen dalam bidang auditing.
2. Populasi dan Penentuan Sampel
Sebagai
populasi dalam penelitian ini adalah ” AUDITOR / AKUNTAN PUBLIK ” yang
bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di DKI Jakarta, Sampel penelitian
ini adalah Auditor Independen yang berhak menandatangani laporan audit,
diambil berdasarkan tingkatan (stratify) yang terdiri dari 5 KAP Besar,
5 KAP Menengah, dan 5 KAP Kecil. Teknik pengambilan sampel dilakukan
secara acak dengan metode probability sampling atau sering disebut juga
dengan random sampling, yaitu pengambilan sampel penelitian dimana
setiap elemen penelitian mempunyai probabilitas (kemungkinan) yang sama
untuk dipilih. Sampling adalah suatu cara atau teknik yang dipergunakan
untuk menentukan sampel penelitian (Supardi, 2005).
3. Metode Pengumpulan Data
Teknik
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode survei,
yaitu suatu cara penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta atau
gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual.
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang dikirimkan secara
langsung ke Kantor akuntan Publik (KAP) tempat responden bekerja.
4. Metode Analisis
• UJI KUALITAS DATA
Penelitian
yang mengukur variabel dengan menggunakan instrument dalam kuesioner
harus diuji kualitas datanya atau syarat yang penting yang berlaku dalam
kuesioner seperti: keharusan suatu kuesioner untuk valid dan reliable.
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid
atau reliable untuk variabel yang akan diukur, sehingga penelitian ini
bisa mendukung hipotesis. Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur
kualitas kuesioner yang digunakan sebagai instrument penelitian,
sehingga dapat dikatakan bahwa instrument tersebut valid. Instrumen
dikatakan valid, jika instrument tersebut mampu mengukur apa yang
diinginkan dan mengungkapkan data yang diteliti secara tepat. Sedangkan
uji reliabilitas adalah suatu pengujian untuk mengukur sejauhmana hasil
suatu pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran lebih dari
satu terhadap gejala yang diukur dengan alat ukur yang sama.
• Pengujian Hipotesis
Hipotesis
dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan metode regresi linear
berganda, dengan alasan penggunaan variabel yang lebih dari satu dalam
penelitian ini. Analisis regresi berganda ini diolah dengan menggunakan
program SPSS for windows versi 13.0. Analisis regresi linear berganda
yang dilakukan dalam penelitian ini, dilakukan dengan memasukkan tiga
buah variable independen yang terdiri atas pengalaman yang diperoleh
dari lamanya bekerja, pengalaman yang diperoleh auditor dari banyaknya
tugas pemeriksaan yang dilakukan dan pengalaman auditor yang diperoleh
dari banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit, serta satu variabel
dependen yaitu keahlian auditor dalam bidang auditing.