Jumat, 10 Mei 2013

Bahasa Inggris 2-Tugas 2


NOUN PHRASE


Nama Kelompok : 

Berry Alkata Nandalawi
Ivan Priyandirga Lipio
Insya Fatwa
Riyan Dwi Yusfidianto
Singgih Pranoto
Siti Hutami
Yoga Pradipta

Kelas : 3EB06

Phrase adalah rangkaian kata yang sudah mengandung suatu pengertian atau satu kesatuan makna, tetapi tidak mempunyai subject dan predicate dan merupakan bagian dari suatu kalimat. Apabila kata-kata dalam phrase tersebut kita pisah, maka mempunyai makna yang berbeda apabila kata-kata tersebut disatukan.

Frasa Benda/Noun Phrase

Suatu frasa benda adalah suatu frasa di mana kata pokoknya adalah kata benda dengan kata-kata lain yang menerangkan kata benda tersebut. 

Noun phrase = susunan Noun + noun contoh : Book Store atau Adjective + Noun

Urutan penulisan noun phrase dalam Bahasa Inggris mengikuti aturan seperti berikut :
1. Determiner, isinya a / an (sebuah) atau bisa juga ‘the’
2. Opinion, opini orang tentang benda utama (contoh : handsome, kind,smart,dll)
3. Size, ukuran (contoh : large, medium, small, big, dll)
4. Age, umur atau berhubungan dengan waktu (contoh: old, young, dll)
5. Temperature, derajat (contoh : celcius, cool, hot, dll)
6. Shape, berhubungan dengan wujud dan bentuk
7. Colour, berhubungan dengan berbagai warna (contoh :blue,red,pink,yellow,dll)
8. Original, yaitu asal dari benda utama (berasal).Terdiri dari dua kelompok yaitu Country/City,asal tempat (Negara/kota) dan Material,asal bahan (contoh:iron,paper,dll)
9. Purpose, berhubungan dengan tujuan dari benda utama
10. Noun, urutan terakhir yang merupakan benda utama yang dijelaskan 


Soal :
1. 
A young woman 

Penjelasan menurut kelompok : kata awal ‘a’ memang menunjukkan urutan pertama dalam penulisan noun phrase,di dalamnya frasa ‘a’adalah kata tersebut yang menjelaskan kata woman.Sedangkan kata ‘young’ menunjukkan sebuah opini atau bisa juga penampilan “shape” yang menjelaskan kata utamanya yaitu woman. Sehingga dalam dalam arti maupun susunan katanya sudah benar dalam contoh Noun Phrase.

A young beautiful woman 

Penjelasan menurut kelompok : Kata awalan ‘a’ sudah menunjukkan dalam diurutan pertama namun seharusnya kata ‘beautiful’ yang menjadi kata keduanya karena menunjukkan posisi sebagai opini.Sedangkan kata ‘young’ menunjukkan bentuk penampilan luar seorang wanita yang masih muda. Sehingga A young beautiful woman kurang tepat dalam Noun Phrase, dan yang tepat menurut kelompok kami adalah A beautiful young woman.


Two cleverest students

Penjelasan menurut kelompok : kata awalan ‘two’ merupakan kata bilangan atau numerals yang menyatakan jumlah dari kata pokoknya yaitu “students” sedangkan ‘cleverest’ yang berarti pandai merupakan sebuah opini untuk kata “students”. Akhiran –est dalam kata cleverest meniliki arti sangat pandai bisa juga disebut dengan paling pandai. Sehingga dalam dalam arti maupun susunan katanya sudah benar dalam contoh Noun Phrase.


Cleverest two students

Penjelasan menurut kelompok : Dalam Kalimat ini ‘Cleverest two student’ menurut kelompok kami kurang tepat, seharusnya Cleverest itu ada diurutan kedua kalimat karena merupakan sebuah opini dalam kata utama.


Contoh lain Noun Phrase : 

- one glass of milk
- two books

Contoh complex noun phrase: 

- A love letter put on my bag
- The rich in the world who cares with the poor


Sumber : 

http://belajarbahasainggrisonlinegratis.blogspot.com/2012/03/noun-phrase.html
http://tanyajawabsemua.blogspot.com/2012/12/phrase.html
http://www.wordsmile.com/noun-phrase-introduction 

Selasa, 16 April 2013

Bahasa Inggris 2-softskill minggu 1

Cari makna ''In'' dalam sebuah kata:

-In choice
mean:
choice=pilihan
in choice=memilih,dalam memilih

-In translate
mean:
translate=arti,terjemah
in translate=mengartikan,menerjemahkan

-In repeat
mean:
repeat=ulangin repeat=mengulang,berulang-ulang

-In Comunity
mean:
comunity=kumpulan,komunitas
in comunity=perkumpulan,dalam perkumpulan

-In Create
mean:
create=membuat,buat
in create=pembuatan

Selasa, 15 Januari 2013

TUGAS BAHASA INDONESIA 4-OUTLINE

NAMA  : YOGA PRADIPTA PUTRA
KELAS :3EB06
NPM     :28210644

PENGARUH PENGALAMAN TERHADAP PENINGKATAN KEAHLIAN AUDITOR DALAM BIDANG AUDITING
BAB I : PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan dunia usaha semakin lama semakin cepat dan sangat bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam menghadapi itu semua para pengelola perusahaan salah satunya membutuhkan informasi akuntansi. Sejak itulah profesi akuntan mulai dipertimbangkan keadaannya. Jasa akuntan sangat diperlukan khususnya jasa akuntan publik mengenai tingkat kelayakan dan keandalan informasi atau laporan keuanganyang dibuat oleh akuntan internal atau akuntan yang ada diperusahaan maka terdapat proses pemeriksaan terlebih dahulu yang dilakukan oleh auditor.
Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Standar auditing Profesional Akuntan Publik (SPAP), akuntan dituntut untuk dapat menjalankan setiap standar yang ditetapkan oleh SPAP tersebut. Standar-standar tersebut meliputi standar auditing, standar atestasi, standar jasa akuntan dan review, standar jasa konsultasi, dan standar pengendalian mutu. Dalam salah satu SPAP diatas terdapat standar umum yang mengatur tentang keahlian auditor yang independen. Dengan demikian kompartemen akuntan maupun organisasi profesi harus berusaha meningkatkan pemahaman auditor terhadap keahlian audit sehingga pada akhirnya akan berguna dalam membantu merancang bantuan keputusan, mengembangkan program pelatihan, menetapkan pedoman tariff jasa audit, dan menetapkan prosedur untuk evaluasi. Dalam standar SA seksi tentang pelatihan dan keahlian Auditor Independen yang terdiri atas paragraph 03-05, menyebutkan secara jelas tentang pelatihan dan keahlian auditor independen. Dalam standar umum SA seksi 210 tentang pelatihan dan keahlian Auditor Independen yang terdiri atas paragraph 03-05, menyebutkan secara jelas tentang keahlian auditor disebutkan dalam paragraf pertama sebagai berikut “Audit harus dilakukan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan yang cukup sebagai auditor” (SPAP, 2001). Standar Umum pertama tersebut menegaskan bahwa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan untuk melaksanakan audit adalah harus memiliki pendidikan serta pengalaman yang memadai dalam bidang auditing.
Pengalaman seorang auditor sangat berperan penting dalam meningkatkan keahlian sebagai perluasan dari pendidikan formal yang telah diperoleh auditor. Sebagaimana yang telah diatur dalam paragraf ketiga SA seksi 210 tentang pelatihan dan keahlian independen disebutkan: “Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyatan pendapatan, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang yang ahli dalam bidang akuntan dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan formalnya yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit…. (SPAP, 2001)”.
Terkait dengan topik yang banyak dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, Penelitian Diani Mardisar dan Ria Nelly Sari (2007), memberikan kesimpulan bahwa beberapa aspek yang dapat meningkatkan kualitas hasil kerja auditor adalah pengetahuan dan akuntabilitas serta interaksi keduanya. Hal ini memiliki indikasi bahwa untuk menghasilkan pekerjaan yang berkualitas seorang auditor harus memiliki akuntabilitas dan pengetahuan yang tinggi namun akuntabilitas dan pengetahuan bukanlah semata-mata faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hasil kerja. Namun kali penelitian kali ini memiliki beberapa perbedaan pada variable yang diukurnya pada peneliti sebelumnya. Variabelnya adalah pengalaman yang diukur berdasarkan dengan lamanya auditor bekerja, banyaknya tugas pemeriksaaan, banyaknya jenis perusahaan yang diaudit.

2. RUMUSAN MASALAH
“Apakah secara parsial dan bersama-sama pengalaman yang diperoleh auditor dari lamanya bekerja, banyaknya tugas pemerikasaan, banyaknya jenis perusahaan yang diaudit mempunyai pengaruhpositif terhadap peningkatan keahlian auditor dalam bidang auditing?”.

3. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah secara parsial dan bersama-sama pengalaman yang diperoleh auditor dari lamanya bekerja, dari tugas-tugas pemeriksaan, dan dari banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan keahlian auditor dalam bidang auditing.
Dan kegunaan dari penelitian ini adalah
o Untuk mengetahui apakah pengalaman yang diperoleh auditor dari lamanya bekerja/menjadi seorang auditor, dari tugas-tugas pemeriksaan yang telah dilakukannya dan dari banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan keahlian auditor dalam bidang auditing.
o Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan kajian dibidang pengauditan.
o Penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan dan wawasan terutama penerapan teori yang diperoleh selama studi.



BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
1. KERANGKA TEORI
Pengertian Auditing
Sebelum mempelajari auditing dan profesi akuntan publik dengan mendalam, sebaiknya kita perlu mengetahui definisi auditing terlebih dahulu. Definisi auditing pada umumnya yang banyak digunakan adalah definisi audit yang berasal dari ASOBAC (A Statement basic of auditing concepts) dalam karangan Abdul Halim, (2001,hal 1) yang mendefinisikan auditing sebagai :
“Suatu proses sitematika untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukit audit secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”
Tipe-tipe Auditor
Tipe-tipe auditor yang umumnya diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Auditor intern
Auditor intern merupakan auditor yang bekerja di dalam perusahaan (perusahaan negara atau perusahaan swasta).
2. Auditor pemerintah
Auditor pemerintahan merupakan auditor professional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh entitas pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan untuk pemerintah.
3. Auditor independen
Auditor independen adalah auditor professional yang menyediakan jasanya kepadanya masyarakat umum untuk memenuhi kebutuhan para pemakaian informasi keuangan, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya Auditor independen dalam prakteknya harus memenuhi persyaratan pendidikan dan pengalaman kerja tertentu.
Pengertian Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Suatu pembelajaran juga mencakup perubahaan yang relatif tepat dari perilaku yang diakibatkan pengalaman, pemahaman dan praktek. (Knoers & Haditono, 1999).
Pengertian Keahlian auditor
Definisi keahlian sampai saat ini masih belum terdapat definisi operasional yang tepat. Menurut Webster’s ninth New Collegiate Dictionary (1983) dalam Murtanto & gudono (1999) mendefinisikan keahlian (expertise) adalah ketrampilan dari seorang yang ahli. Ahli (experts) didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat ketrampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subjek tertentu yang diperoleh dari pengalaman atau pelatihan.
Standar Auditing Tentang Keahlian Auditor
Kompetensi mengenai keahlian auditor, telah diatur dalam Standar Umum yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yaitu Standar Umum Seksi 210 yang mengatur tentang Pelatihan dan Keahlian Auditor Independen. Seksi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:
• Standar Umum Pertama , paragraph 01-02
• Pelatihan dan Keahlian Auditor Independen, paragraph 03-05
• Tanggal Berlaku Efektif, paragraph 06
Pentingnya Pengalaman dalam Meningkatkan Keahlian Auditor
Pengalaman mempunyai hubungan yang erat dengan keahlian auditor,pencapaian keahlian seorang auditor selain berasal dari pendidikan formalnya juga diperluas lagi dengan pengalaman-pengalaman dalam praktik audit. Buku-buku psikologi tentang keahlian menarik dua kesimpulan umum, Asthon (1991) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa (1) pemilikan pengetahuan khusus adalah penentu keahlian, (2) pengetahuan seseorang ahli diperoleh melalui pengalaman kerja selama bertahun tahun.
Telaah Penelitian Terdahulu dan Hipotesis
Beberapa studi yang terdapat dalam literatur memberikan suatu gambaran manfaat keahlian. Suatu pandangan kognitif menerangkan keahlian dalam kasanah pengetahuan. Pengetahuan dalam hal ini diperoleh melalui pengalaman langsung (pertimbangan yang dibuat dimasa lalu dan umpan balik terhadap kinerja) dan pengalaman tidak langsung (pendidikan). Pendekatan kognitif pada keahlian dibidang auditing dipusatkan pada pengetahuan para ahli dan peranannya dalam pertimbangan professional. Hasil dari studi pandangan kognitif menunjukkan bahwa keahlian merupakan domain specific concept (Slatter dan Bonner dalam Murtanto, 1999).
Pengalaman yang diperoleh dari lamanya bekerja
Penelitian Richard m.Tubbs (1992) yang melakukan penelitian terhadap dampak pengalaman organisasi dan tingkat pengetahuan. Penelitian tersebut menggunakan 72 orang auditor dan 23 orang mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah auditing. Hasil penelitian ini menunjukkan subjek yang mempunyai pengalaman audit lebih banyak akan menemukan kesalahan lebih banyak dan item-item kesalahan yang dilakukan lebih kecil dibandingkan auditor yang mempunyai pengalamannya lebih sedikit.
Pengalaman yang diperoleh dari banyak tugas pemeriksaan yang dilakukan
Abdol dan Wright (dalam Ken T.Trotman & Arnold Wright, 1996) memberikan bukti empiris bahwa dampak auditor akan signifikan ketika kompleksitas tugas dipertimbangkan. Mereka melakukan penelitian terhadap auditor berpengalaman (yang telah mencapai tingkatan staff, yang membutuhkan keahlian normatif) dan auditor yang kurang berpengalaman (lebih rendah dari tingkatan staff atau mahasiswa auditing) ketika mereka dihadapkan pada tugas yang terstruktur, semistruktur dan tidak terstruktur. Penelitian ini meberikan bukti empiris bahwa pengalaman akan berpengaruh signifikan ketika tugas yang dilakukan semakin kompleks. Seorang yang memiliki pengetahuan tentang kompleksitas tugas akan lebih ahli dalam melaksanakan tugas-tugas pemeriksaan, sehingga memperkecil tingkat kesalahan, kekeliruan, ketidakberesan, dan pelanggaran dalam melaksanakan tugas.
Pengalaman yang diperoleh dari jenis perusahaan
Choo & Trotman, 1991 (dalam Anandayu, 2005) yang menyatakan bahwa auditor berpengalaman akan mengingat lebih banyak jenis item daripada item yang sejenis sedangkan auditor yang tidak berpengalaman lebih banyak item sejenis.
Pengalaman dari banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit akan memberikan suatu pengalaman yang lebih bervariasi dan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian auditor.
2. HIPOTESIS
Hipotesis 1 : Pengalaman yang diperoleh dari lamanya bekerja menjadi auditor mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan keahlian auditor dalam bidang auditing.
Hipotesis 2 : Pengalaman yang diperoleh auditor dari banyaknya tugas pemeriksaan yang telah dilakukan mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan keahlian auditor dalam bidang auditing.
Hipotesis 3 : Pengalaman yang diperoleh auditor dari banyaknya jenis perusahaan yang diaudit berpengaruh positif terhadap peningkatan keahlian auditor dalam bidang auditing.
Hipotesis 4 : Pengalaman yang diperoleh auditor dari lamanya bekerja, banyaknya tugas pemeriksaan yang telah dilakukan, banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap peningkatan keahlian dalam bidang auditing.



BAB III : METODE PENELITIAN

1. PEUBAH DAN PENGUKURAN
Variabel penelitian dalam penulisan ini terdiri dari 3 variabel independent (X) dan 1 variabel dependent (Y). Dimana variabel independent (X) terdiri dari pengalaman yang diperoleh dari lamanya bekerja dalam satuan bulan (X1), pengalaman yang diperoleh auditor dari banyaknya tugas-tugas pemeriksaan (X2) yang diukur dengan jumlah tugas pemeriksaan yang dilakukan responden, dan pengalaman yang diperoleh dari banyaknya jenis perusahaan yang telah audit responden (X3) yang diukur dengan jumlah jenis perusahaan yang telah diaudit. Sedangkan variabel dependen (Y) adalah keahlian auditor independen dalam bidang auditing.

2. Populasi dan Penentuan Sampel
Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah ” AUDITOR / AKUNTAN PUBLIK ” yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di DKI Jakarta, Sampel penelitian ini adalah Auditor Independen yang berhak menandatangani laporan audit, diambil berdasarkan tingkatan (stratify) yang terdiri dari 5 KAP Besar, 5 KAP Menengah, dan 5 KAP Kecil. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan metode probability sampling atau sering disebut juga dengan random sampling, yaitu pengambilan sampel penelitian dimana setiap elemen penelitian mempunyai probabilitas (kemungkinan) yang sama untuk dipilih. Sampling adalah suatu cara atau teknik yang dipergunakan untuk menentukan sampel penelitian (Supardi, 2005).

3. Metode Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode survei, yaitu suatu cara penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta atau gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang dikirimkan secara langsung ke Kantor akuntan Publik (KAP) tempat responden bekerja.


4. Metode Analisis
• UJI KUALITAS DATA
Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrument dalam kuesioner harus diuji kualitas datanya atau syarat yang penting yang berlaku dalam kuesioner seperti: keharusan suatu kuesioner untuk valid dan reliable. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid atau reliable untuk variabel yang akan diukur, sehingga penelitian ini bisa mendukung hipotesis. Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur kualitas kuesioner yang digunakan sebagai instrument penelitian, sehingga dapat dikatakan bahwa instrument tersebut valid. Instrumen dikatakan valid, jika instrument tersebut mampu mengukur apa yang diinginkan dan mengungkapkan data yang diteliti secara tepat. Sedangkan uji reliabilitas adalah suatu pengujian untuk mengukur sejauhmana hasil suatu pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran lebih dari satu terhadap gejala yang diukur dengan alat ukur yang sama.
• Pengujian Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan metode regresi linear berganda, dengan alasan penggunaan variabel yang lebih dari satu dalam penelitian ini. Analisis regresi berganda ini diolah dengan menggunakan program SPSS for windows versi 13.0. Analisis regresi linear berganda yang dilakukan dalam penelitian ini, dilakukan dengan memasukkan tiga buah variable independen yang terdiri atas pengalaman yang diperoleh dari lamanya bekerja, pengalaman yang diperoleh auditor dari banyaknya tugas pemeriksaan yang dilakukan dan pengalaman auditor yang diperoleh dari banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit, serta satu variabel dependen yaitu keahlian auditor dalam bidang auditing.